Sabtu, 15 Desember 2012

Menjadi Peduli

ketika setiap hal dihadapkan dengan takaran selera maka tidak ada salah maupun benar
selera orang yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman dan lingkungan mereka,tidak dapat dilihat baik buruk maupun benar salah

ketika teman melihat seorang yang dikenal berjalan dengan pacarnya ia pun berkata 'ih kok mau ya? kan dia bla bla bla bla' itu masalah selera,selera teman saya dengan orang itu berbeda,sama seperti cara berpakaian,musik,makanan dan sebagainya
saya yang menyukai makan mie goreng dengan roti,aneh memang,dilihat orang lain juga hal yang aneh,tapi mereka tidak dapat melarang saya,karena itu masalah selera,tidak dapat ditarik kesimpulan benar salahnya

di dunia ini lebih banyak hal yang dilihat berdasarkan takaran selera dibanding benar salah,selera ialah takaran yang dimiliki masing-masing orang tanpa melewati persetujuan pihak lain,benar-benar sesuai dengan individu itu yang dipengaruhi lingkungan dan pengalaman masing-masing,yang keputusan itu harusnya tidak mempengaruhi siapapun,berbeda dengan benar dan salah,ketika dilakukan memiliki efek domino kepada lingkungan. takaran benar dan salah di sepakati bersama,yang kemudian menjadi norma dan nilai yang dijadikan peraturan tidak tertulis yang cukup efektif

perkaranya saat ini kebanyakan orang tidak lagi bisa membedakan mana si selera yang suka-suka dan mana si benar salah.
kebanyakan mereka menilai setiap tindakan mereka sebagai selera,suka-suka,tidak peduli dampaknya terhadap lingkungan.
kapan kita bisa menjadi masyarakat yang dapat menghargai satu sama lain? menghargai ketentuan yang disepakati  bersama. kapan kita tidak acuh kepada lingkungan? kapan kita dapat sepenuhnya peduli?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Solidaritas Kebersamaan